Postingan

Dear Aku...

Gambar
* Tulisan ini menggambarkan situasi diriku 2 / 3 bulan lalu. Hari ini kenapa? ntah terasa terlalu serba salah. Aku mencoba diam, menatap cermin, ku lihat sosok diriku, perempuan yang telah terlalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja. padahal jauh didalam sana, ia sangat lelah.  Me : kamu kenapa? Also me : :') Me : capek ya? Also me : tapi aku harus kuat. Me : nggak usah dipaksain, istirahat aja dulu. sekuat apapun kamu, kalau dipaksain nggak akan baik jadinya. Also me : tapi kan harus gimana lagi? kita harus jalananin ! Me : iya sih :') Dear aku, Terima kasih ya sudah berusaha bertahan sejauh ini, terima kasih untuk selalu jadi perempuan yang nggak suka nyusahin orang lain. Jangan terlalu dipaksain, aku nggak akan nyalahin kamu kok kalau kadang kamu cengeng, kalau kamu mau nangis karena capek, nangis aja nggak apa-apa yaa. Aku bangga sama kamu. Terus lakuin yang terbaik yang kamu bisa ya, kalau sudah di limit nya, nanti kita cari jalan lain biar nggak perlu kamu paksain. aku...
Hari ini Jakarta teduh, bagaimana disana? semoga cuaca tidak begitu panas dan tidak terlalu dingin untukmu yang selalu ku mohonkan tetap dalam keadaan sehat. Malam ini... satu pekan dipenghujung tahun. boleh ku minta dirimu untuk sukarela,  mendengar segala khawatirku?

Boleh kok Sedih...

Gambar
Mungkin kalian hanya kosong yang tanpa sengaja saling mengisi, kalian hanya sunyi yang saling memecah hening. Sudah... jangan nangis lagi. bahkan alasan untuk kamu tersenyum masih belum sanggup untuk kamu hitung.  Kecewamu tidaklah salah kalau kau basuh dengan air mata, tapi hatimu tidak akan makin baik-baik saja. Daripada mengharap dia perduli padamu, penting kamu harus lebih dulu perduli pada dirimu. Boleh sedih, tapi buat apa? buat dia yang kamu tahan mati-matian tapi baik hati maupun kakinya tetap melangkah menjauh? kalau dia tidak bisa menilai betapa berharganya tulus yang kamu kasih, coba nilai lagi. apa dia layak? Sudah biarkan saja ia terbang, untuk apa kamu tetap memaksa untuk merawat sayapnya kalau nyatanya ia tetap tidak ingin terbang bersamamu. ;)  Boleh kok sedih, tapi... buat apa?

Bianglala...

Gambar
Malam ini langit cerah, tapi kamu bersikukuh kalau langit hari ini mendung dan dingin. tak ada bantahan, tidak bisa ku paksa cuaca untuk selaras hanya untuk menghibur perasaanku seolah kamu berada hanya beberapa meter disekitar tanah yang ku pijak.  Aku perempuan yang ingin kamu selalu jujur, tapi aku sendiri tidak bisa membohongi diriku kalau hati ku senang saat kamu berbohong, mengatakan sekarang baru masuk waktu maghrib, padahal aku tahu jelas-jelas kamu sudah selesai shalat isya. ketika aku menyayangi seseorang, sejujur itu aku pada perasaanku, tapi harusnya ku katakan sebenarnya aku sungguh-sungguh sudah lelah melalui perasaan yang bagai bianglala di wahana dufan ini, sesuka apapun aku naik wahana itu, pasti kepala ku akan pusing dan nafasku akan sesak jika terus menerus ku paksakan. aku tau kita masih bagai abu-abu, belum jelas warna dari cerita ini, ntah hitam atau putih. aku tau kalau aku hanyalah asing yang membuatmu terbiasa.  bahkan jika kita tidak lagi ada, aku yak...

Menepi....

Gambar
Mencintai dalam sepi dan rasa sabar mana lagi? Yang harus 'ku pendam dalam mengagumi dirimu Melihatmu genggam tangannya, nyaman di dalam pelukannya Yang mampu membuatku tersadar dan sedikit menepi

Aku juga bingung.

Kalau pagi ini aku ucapkan maaf, pasti kamu bingung. Untuk apa? Sebenarnya ini hasil dari jam jam overthinking tadi di sepertiga malamku. Aku pun minta maaf pada diriku sendiri. Aku berkata pada diriku aku tidak layak menyayangimu, seberusaha apapun aku mencoba. Setelah ku pikir lagi, tetap saja aku tidak layak. Aku mencari halaman kosong dibuku ku. Untuk ku tulis ceritaku tentang dirimu, Buku ini sudah hampir full, 70% memang diisi coretan dan sisa nya, adalah segudang rahasiaku yang hanya Allah yang bisa tau tanpa membacanya. Setelah ku buka lembar per lembar. Akhirnya ada 1 halaman bersih. Dulu aku berpikir, apapun yang aku ceritakan disini, aku tidak mau membuka seri baru, aku tidak mau menulis chapter II, aku lelah... aku hanya akan menulis yang paling tepat untuk ku tulis, untuk jadi penghabis di lembar kosong itu. Jadi kamu aku tulis atau tidak? :) Sudah atau tidak jadi? Ku lihat lagi, aku sadar walau tidak ingin sadar. Kalau hanya aku yang meyakinkan diriku sendiri, meyakinkan ...

CUKUP KAH?

Gambar
cukup kah perasaan untuk menahan seseorang? cukup kah jujur untuk mendapat percaya? cukup kah memperhatikan untuk dapat paham? cukup kah mendengar untuk dapat membuatmu terus bicara? cukup kah menggenggammu untuk dapat menghilangkan cemasku? kembali ku tanya padamu, cukup kah perasaanmu dengan dia bertahan ? kembali ku tanya padamu, jujurkah kamu jika ia percaya? kembali ku tanya padamu, tetapkah perhatianmu setelah kamu pahami dia? kembali ku tanya padamu, lelahkah pendengaranmu jika ia terus berkata? kembali ku tanya padamu, amankah ia jika tanganmu menggenggamnya? cukup tidaknya sesuatu adalaah tergantung pada dirimu, tergantung pada sejauh mana perjuanganmu dan setinggi apa harapanmu. karena perjuangan dan harapanmu haruslah 2 laju dengan 1 arah, yang akan bertemu pada titik yang sama dalam sebuah cukup.