Bianglala...

Malam ini langit cerah, tapi kamu bersikukuh kalau langit hari ini mendung dan dingin. tak ada bantahan, tidak bisa ku paksa cuaca untuk selaras hanya untuk menghibur perasaanku seolah kamu berada hanya beberapa meter disekitar tanah yang ku pijak. 
Aku perempuan yang ingin kamu selalu jujur, tapi aku sendiri tidak bisa membohongi diriku kalau hati ku senang saat kamu berbohong, mengatakan sekarang baru masuk waktu maghrib, padahal aku tahu jelas-jelas kamu sudah selesai shalat isya.

ketika aku menyayangi seseorang, sejujur itu aku pada perasaanku, tapi harusnya ku katakan sebenarnya aku sungguh-sungguh sudah lelah melalui perasaan yang bagai bianglala di wahana dufan ini, sesuka apapun aku naik wahana itu, pasti kepala ku akan pusing dan nafasku akan sesak jika terus menerus ku paksakan.

aku tau kita masih bagai abu-abu, belum jelas warna dari cerita ini, ntah hitam atau putih. aku tau kalau aku hanyalah asing yang membuatmu terbiasa. 
bahkan jika kita tidak lagi ada, aku yakin semua akan kembali pada biasa menjadi kamu dan aku.

kamu seperti datang tersenyum dan diam, tanpa bicara atau mengulurkan tangan, tapi yang jadi pertanyaanku, kenapa harus dengan senyum itu? yang jika saja hilang, mungkin sirine sesak didadaku akan aktif.

kamu menahanku hanya dengan diam mu, tidak dengan menggenggamku atau paling tidak mengatakan untukku tetaplah disini. aku hanya diam menunggu yang diam.

lalu setelahnya tak ada jaminan kamu pun bisa pergi kapan saja.

tapi tidak apa-apa.
terimakasih... mungkin kamu tidak ingin aku jadi jahat dan menyalahkan dirimu atas hal-hal tidak diinginkan yang mungkin saja terjadi pada hatiku nanti.
ya ... kamu sebaik itu ternyata :)

lalu jika kamu melihat hujan dipipiku, kamu tidak perlu merasa bersalah ...
mungkin aku menangis karena lelah naik bianglala.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Adalah Ibu Baru

Catatan 2022