Postingan

Aku juga bingung.

Kalau pagi ini aku ucapkan maaf, pasti kamu bingung. Untuk apa? Sebenarnya ini hasil dari jam jam overthinking tadi di sepertiga malamku. Aku pun minta maaf pada diriku sendiri. Aku berkata pada diriku aku tidak layak menyayangimu, seberusaha apapun aku mencoba. Setelah ku pikir lagi, tetap saja aku tidak layak. Aku mencari halaman kosong dibuku ku. Untuk ku tulis ceritaku tentang dirimu, Buku ini sudah hampir full, 70% memang diisi coretan dan sisa nya, adalah segudang rahasiaku yang hanya Allah yang bisa tau tanpa membacanya. Setelah ku buka lembar per lembar. Akhirnya ada 1 halaman bersih. Dulu aku berpikir, apapun yang aku ceritakan disini, aku tidak mau membuka seri baru, aku tidak mau menulis chapter II, aku lelah... aku hanya akan menulis yang paling tepat untuk ku tulis, untuk jadi penghabis di lembar kosong itu. Jadi kamu aku tulis atau tidak? :) Sudah atau tidak jadi? Ku lihat lagi, aku sadar walau tidak ingin sadar. Kalau hanya aku yang meyakinkan diriku sendiri, meyakinkan ...

CUKUP KAH?

Gambar
cukup kah perasaan untuk menahan seseorang? cukup kah jujur untuk mendapat percaya? cukup kah memperhatikan untuk dapat paham? cukup kah mendengar untuk dapat membuatmu terus bicara? cukup kah menggenggammu untuk dapat menghilangkan cemasku? kembali ku tanya padamu, cukup kah perasaanmu dengan dia bertahan ? kembali ku tanya padamu, jujurkah kamu jika ia percaya? kembali ku tanya padamu, tetapkah perhatianmu setelah kamu pahami dia? kembali ku tanya padamu, lelahkah pendengaranmu jika ia terus berkata? kembali ku tanya padamu, amankah ia jika tanganmu menggenggamnya? cukup tidaknya sesuatu adalaah tergantung pada dirimu, tergantung pada sejauh mana perjuanganmu dan setinggi apa harapanmu. karena perjuangan dan harapanmu haruslah 2 laju dengan 1 arah, yang akan bertemu pada titik yang sama dalam sebuah cukup.

Ia Takkan Berkehendak

Gambar
Dear kamu, aku tau aku hanya wanita biasa, aku tau kalau aku hanya satu dari banyak yang mendo'akanmu, aku tau kalau aku hanyalah satu dari mereka yang memantaskan diri untukmu, aku tau kalau aku hanyalah satu dari mereka yang mengagumimu, karena aku tau jumlah teman wanitamu pasti melebihi jumlah yang sanggup ku terka. tapi aku tidak ingin memaksa, aku tidak ingin mengiba. untuk segala yang Allah telah gariskan, aku yakin itu terbaik untuk diriku, karena sememukau apapun kamu dimataku, kalau bagi-Nya kamu bukan yang terbaik bagiku, Ia takkan berkehendak, pun sebaliknya diriku.

Aku pergi yaaaa...

Gambar
Baiklah... Sudah tidak apa-apa, Walau sebenarnya aku belum ingin dan sungguh tidak ingin. Tau nggak kenapa? Sebenarnya aku ingin menetap, Aku ingin tetap melihat senyummu, Membuatmu tertawa, Tapi aku tetap sadar diri, Sadar porsi dan posisiku. Aku pergi ya, Untuk tak akan mengganggumu lagi, Untuk lenyap dari duniamu, Untuk kembali jadi asing bagimu. Tapi boleh aku minta satu hal? Aku ingin kamu tetap tersenyum dan lebih bahagia. Bahagia yang tidak pernah bisa kamu undang aku didalamnya, Karena aku sadar porsi dan posisi ku, Iya Aku bukan siapa-siapa. Aku hanyalah asing yang menginginkan untuk berada dibelakangmu,  mengiringi setiap jejakmu, Mendukung apapun yang jadi citacitamu. (Aku jadi support / tank hehe, demi Allah aku bahagia kamu savage)  Memang aku udah ngelakuin apa ya? Gak ada buktinya ya? Bahkan tanpa pertemuan yang hanya bisa terjadi jika Allah berkehendak. Tapi jauhh dari itu,  Semua tersemat dalam harapan yang ku sebut do'a. Aku sudahi ya... Jadi pengikut ra...

Mungkin Bukan

Gambar
Sebab bila masih ada ragu, mungkin memang bukan aku yakin yang kamu cari.  Jika masih ada hal dalam diriku yang kemudian membuatmu berpikir untuk menimbangku sesaat setelah kamu mengetahuinya... ya mungkin bukan aku. aku melihatmu dalam kagum bahkan apapun kurangmu aku tidak mau tau, bukan karna aku takut pandanganku akan berubah, tapi apapun itu memang aku tidak perduli, ntah kenapa Allah menjadikanmu lakilaki yg sangat luarbiasa dimataku. tapi.... kamu justru melihatku dari cacatku, aku bukan wanita sempurna, bahkan jauh dari kata itu, aku punya banyak kurang yang bahkan sudah cukup membuatku sedih tanpa perlu opini darimu, jadi terimakasih karna kemudian pandangan dan penilaianmu berhasil semakin mencedarai percaya diriku...

Sahabatku ini, Dia Wanita Biasa

Gambar
bismillah... sore ini sahabat aku nyepam di whatsapp .... dia bilang dia mau curhat. -------- dia bilang dia gusar, dia merasa seperti takut salah kalau tidak ada yang mencegah dia dan perasaannnya. "kamu udah doa?" "udah" jawabnya tersedusedu. "terus gimana? yaudah lillah aja. biar Allah yang bawa kemana perasaan kamu." sebentar dia diam dan cuma terdengar suara isak tangis dari sana, sebenernya awalnya aku bingung kenapa dia sedih, dia cuma ngelawan batin dan perasaannya sendiri. bukannya cuma dia yang harusnya paling paham? iya kan? hehe. "justru karna aku udah lillah... biar Allah yang atur perasaan aku. cuma kyanya kok pas aku pikir. kya otak aku tuh kasian sama hati aku... otak aku mau berentiin hati aku... tapi gak bisa. aku harus gimana?" dia nangis sejadijadinya, aku bingung aku tenangin dia. rasanya kalau bukan inget ini lagi puasa, aku mau nyuruh dia duduk terus minum air dingin biar hati sama otaknya adem. ok... ak...

Pindahan...

Gambar
kamu belum moveon? belum moveon. pasti belum moveon. kenapa sih nggak moveon? sesungguhnya saya capek dengan semua penghakiman orang-orang seperti ini. memang apa ya yang menandakan kalo seseorang itu berhasil moveon? apa dia harus bersama orang baru? apa salah nya memilih sendiri? bukan karna belum moveon kok, sendiri itu kan bukan berarti kita masih mengharapkan hal-hal yang udah terlampau jauh dari kita. gimana kalau untuk saat ini kita bisa jauh lebih membuat diri kita bahagia dengan tetap sendiri dan bersama orang-orang yang bisa kita sayang tanpa harus ada yang menyita lebih dari 50% perhatian kita. apa moveon itu kita harus lupa 100%? berarti kita harus amnesia? *jedotin kepala* ------ Udah ... Sampe situ... Tulisan yang aku draft sekitar pertengahan 2017 silam. Sebenernya lupa pernah nulis begitu. Yang enak dari baca tulisan lama itu. Kaya kita ngerasa masuk ke mesin waktu dan "hi I come from rhe future" enggak sih. Lebih ke geleng-geleng atau mangg...