Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran Guna Menilai Efisiensi, Efektivitas dan Ekonomis

Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran Guna Menilai Efisiensi, Efektivitas dan Ekonomis

Description: Description: D:\FOTO\kampus\LOGO+STEI+TIMBUL1.jpg

Dosen : -
Disusun Oleh Kelompok 6 :
Dwi Saputri                    1113000198
Iis Laelatul Kodari        1113000193
Nurussyifa                     1113000195
Rini                                1113001157


PROGAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
JAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
            Dewasa ini dunia usaha dan kemajuan teknologi semakin berkembang di Indonesia. Banyak berbagai produk dan jasa yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan yang membuat persaingan bisnis semakin ketat. Agar perusahaan dapat bertahan dan mampu menang dalam persaingan bisnis, maka perusahaan tersebut harus mampu membaca peluang pasar dengan memenuhi segala kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen. Kemampuan perusahaan tersebut dapat diukur dengan menilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomis perusahaan. 
            Efisiensi memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Tingkat efisiensi menggambarkan kemampuan entitas yang bersangkutan dalam mengelola input dan output nya. Di dalam persaingan sempurna (perfect competition) atau struktur pasar yang mendekati persaingan sempurna, maka bank-bank yang kurang efisien bisa tersingkir dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga (pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan. 
            Dalam hal ini fungsi pemasaran berperan penting dalam membaca setiap peluang yang ada. Pemasaran memegang kunci keberhasilan dalam menggali, memelihara (mempertahankan), dan mengembangkan sumber-sumber penghasilan perusahaan. Alat ukur untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomis dari suatu pemasaran perusahaan bisa dilakukan dengan audit manajemen atau pemeriksaan manajemen. Audit manajemen sangat berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam menilai perfomasi kegiatan perusahaan.
            Pemasaran merupakan salah satu ujung tombak dalam memenangkan persaingan dengan bank lain. Fungsi pemasaran diharapkan untuk dapat jeli dalam membaca peluang pada setiap peluang yang ada didalam memenuhi kebutuhan pelangganya dan memasarkan produknya. Pada fungsi pemasaran ini merupakan bagian dari fungsi utama dari keberhasilan sebuah perusahaan. 
            Fungsi pemasaran dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis bertujuan untuk mencapai kondisi perusahaan yang baik, dikarenakan pada fungsi ini mengerahkan sumber daya dalam jumlah yang besar dan merupakan penentu volume penjualan perusahaan, sehingga ketika terjadi penyimpangan akan berakibat pada kerugian yang cukup material dan berpengaruh pada tingkat penjualan. Salah satu kegiatan untuk menilai fungsi serta mengevaluasi strategi pemasaran adalah dengan melakukan kegiatan audit manajemen terhadap kegiatan pemasaran. Audit manajemen atas fungsi pemasaran ini sebaiknya dilakukan agar dapat diketahui apakah kegiatan operasional fungsi pemasaran sudah efektif, efisien, dan ekonomis ataukah belum. 
            Menurut Bayangkara (2013:115) audit pemasaran merupakan pengujian yang komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran, tujuan strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa audit pemasaran ini lebih menekankan pada evaluasi terhadap bagaimana efektivitas organisasi pemasaran dalam meningkatkan kinerjanya. Audit pemasaran tidak hanya digunakan ketika terjadi krisis atau suatu permasalahan dalam perusahaan, akan tetapi didalam bisnis yang mengalami hambatan, audit pemasaran dapat digunakan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang berakibat fatal dan untuk mencarikan solusi dari hambatanhambatan atau permasalahan yang ditemukan. Sehingga dapat dijadikan sebagai landasan didalam pengambilan keputusan bagi manajemen puncak sebagai masukan didalam proses pengambilan keputusan dengan strategi bersaing dan pencapaian tujuan perusahaan. Dan sebagai acuan bagi manajer pemasaran untuk dapat mendeteksi dan mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi.
            Berdasarkan latar belakang di atas mengenai seberapa pentingnya audit manajemen pemasaran bagi perusahaan serta dampak langsungnya terhadap penilaian eisiensi, efektivitas dan ekonomis, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait audit manajemen khususnya audit pemasaran dengan judul: “Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran Guna Menilai Efisiensi, Efektivitas dan Ekonomis” (Studi kasus pada PT XYZ).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas beberapa permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut adalah:
1. Bagaimana penerapan audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. XYZ?
2. Bagaimana peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran guna menilai efisiensi, efektivitas dan ekonomis pada PT. XYZ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. XYZ
2. Untuk mengetahui peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran guna menilai efisiensi, efektivitas dan ekonomis pada PT. XYZ






















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Review Hasil Penelitian Terdahulu
            Hasil penelitian terdahulu dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka berpikir penelitian. Selain itu juga untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari beberapa penelitian yang ada, serta kajian yang dapat mengembangkan penelitian yang akan dilaksanakan. Berikut adalah review hasil penelitian yang digunakan sebagai dasar, yaitu:
            Penelitian yang dilakukan oleh Arum Sari (2015) dengan judul “Audit Manajemen untuk Menilai Efektivitas dan Efisiensi Fungsi Pemasaran (Studi Kasus Pada PT. Bank CIMB Niaga Cabang Ponorogo)”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi pemasaran pada PT Bank CIMB Niaga Cabang Ponorogo masih mengalami berbagai permasalahan baik itu yang bersifat eksternal yang bersumber dari pesaing dan lingkungan sosial maupun dari sisi internal seperti adanya strategi, organisasi, dan sistem pemasaran yang kurang efektif walaupun sebagian besar sudah dijalankan dengan baik. 
            Penelitian oleh Lidya Waty Lioe (2009) dengan judul “Audit Manajemen Fungsi Pemasaran pada PT. Graha Mitra Sukarami Palembang”. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah Berdasarkan hasil pengamatan dan analis yang telah dilakukan mengenai fungsi pemasaran melalui tahapan audit manajemen, kesimpulan bahwa aktivitas fungsi pemasaran di PT. Graha Mitra sukarami sudah cukup memadai. Walaupun masih ada beberapa kelemahan pada aktivitas fungsi pemasaran.
            Penelitian oleh Hani Am Maria (2016) dengan judul “Analisis Audit Operasional Untuk Menilai Efektivitas, Efisiensi dan Ekonomisasi Fungsi Pemasaran (Studi pada PT Padmatirta Wisesa Depo Karangploso-Kabupaten Malang)”. Hasil penelitian tersebut mengemukakan audit operasional atas fungsi pemasaran yang dilakukan sudah sesuai dengan standart operating procedure yang ditetapkan oleh perusahaan, akan tetapi SOP tersebut tidak mencakup semua komponen yang ada pada lingkup pemasaran, perusahaan hanya melakukan pemeriksaan pada sistem pemasaran dan srategi pemasaran, sedangkan terdapat enam komponen pada lingkup pemasaran meliputi: lingkungan pemasaran, sistem pemasaran, organisasi pemasaran, strategi pemasaran, produktivitas pemasaran, dan fungsi pemasaran. Hal tersebut mengakibatkan tidak mendapatkan hasil audit yang menunjukkan tingkat efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi. Oleh karena itu pada analisis data penulis melakukan analisis pelaksanaan audit secara menyeluruh pada bagian penjualan dan pemasaran untuk mengetahui penyebab tidak tercapainya target penjualan pada tahun 2014. 
2.2 Audit Manajemen
            2.2.1 Pengertian Audit Manajemen
            Menurut Agoes (2004:175) Operasional atau management audit merupakan pemeriksaan atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya. Audit operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit operasional berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi manajemen sehingga audit jenis ini lebih merupakan konsultasi manajemen. 
            Sedangkan Menurut Mulyadi (2002:32) berpendapat bahwa: “Audit manajemen merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu”.
            Berdasarkan pengertian tersebut maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa audit manajemen adalah review pemeriksaan secara sistematik kegiatan organisasi atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya.
            2.2.2 Tujuan Audit Manajemen
            Menurut Bayangkara (2013:3) audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahan dan tidak melanggar ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. 
            Sementara Agoes dan Hoesada (2012:163) menjelaskan bahwa tujuan umum dari management audit adalah: 
1. Untuk menilai kinerja (performance) dari xv manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 
3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang telah ditetapkan oleh top management. 
4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.
            2.2.3 Standar Audit Manajemen
Standar diperlukan sebagai acuan didalam melakukan penilaian. Standar didalam pelaksanaan audit manajemen dapat berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan dari lingkungan industri perusahaan berada. Menurut Bayangkara (2013:25-26) standar yang dapat digunakan dalam audit manajemen adalah sebagai berikut: 
1. Undang-Undang (peraturan) yang berlaku. 
2. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit. 
3. Norma (standar) yang sudah mendapat pengakuan (diterima) secara umum. 
4. Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis. 
5. Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis.
2.3 Audit Manajemen atas fungsi pemasaran
            2.3.1 Definisi audit pemasaran
Menurut Kothler (2000) Audit pemasaran adalah Suatu pengujian yang komprehensif, sistematis, independen dan periodik/ berkala dari suatu perusahaan atau unit usaha terhadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta merekomendasikan suatu rencana tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Audit Pemasaran merupakan suatu bentuk pengujian yang komprehensif, sistematis dan independen yang dilakukan secara periodik  oleh perusahaan terhadap lingkungan pemasaran baik itu dari segi tujuan, strategi, dan aktifitas perusahaan yang dapat memberikan rekomendasi atau tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.
            
            2.3.2 Tujuan dan Manfaat audit pemasaran
Tujuan utama dari audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeleminasi ancaman tersebut.
Manfaat audit pemasaran yaitu hasil audit ini dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam  pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan perbaikan. Rekomendasi yang diberikan auditor dapat menjadi alternatif solusi atas kekurangan yang terjadi sehingga perbaikan-perbaikan yang diperlukan segera dapat dilakukan.
            
            2.3.3 Tipe Audit pemasaran
Didalam Audit pemasaran terdapat dua tipe audit pemasaran, yaitu:
 1. audit fungsional (vertikal) merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian -bagian yang diaudit tersebut.
2. audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.
      Dalam penentuan tipe audit yang digunakan tergantung dari perusahaan itu sendiri akan seberapa penting audit pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan dan seberapa besar pula dana yang sanggup dikeluarkan perusahaan tersebut untuk melakukan audit pemasaran, karena untuk melakukan audit menyeluruh diperlukan dana yang cukup besar. 

            2.3.4 Ruang lingkup audit pemasaran
Menurut (IBK Bayangkara, 2008) Audit pemasaran dapat mencakup enam wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut :
1. Audit Lingkungan Pemasaran 
Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian terhadap pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi, teknologi, sosial, dan politik.
2. Audit Strategi Pemasaran
Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi perusahaan tidak secara jelas dinyatakan dan kemudian Auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya.
3. Audit Organisasi Pemasaran
Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti litbang, keuangan, pembelian, dan sebagainya.
4. Audit Sistem Pemasaran
Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang pemasaran.
5. Audit Produktivitas Pemasaran
Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis profitabilitas dan produktivitas pemasaran.
6. Audit Fungsi Pemasaran
Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi, dan lain-lain. 

            2.3.5 Tahapan tahapan audit pemasaran
Pada dasarnya pelaksanaan audit pemasaran bisa mengikuti tahapan audit secara umum, yaitu:
1.Audit pendahuluan 
2. Review dan pengujian atas pengendalian manajemen perusahaan 
3. Audit lanjutan 
4. Pelaporan 

                2.3.6  Proses Manajemen Pemasaran
            Proses manajemen pemasaran merupakan proses menganalisis peluang- peluang pasar, memilih pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran, dan mengelola usaha-usaha pemasaran. Prosers ini mengoordinasikan seluruh aktivitas  pemasaran dalam suatu strategi pemasaran yang ditetapkan perusahaan dan sumber daya yang terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan perusahaan. 
1.      Menentukan Konsumen Sasaran
 Perusahaan menyadari bahwa tidak mampu untuk memenuhi (memuaskan) kebutuhan seluruh konsumen yang ada di pasar. Ada terlalu banyak perbedaan konsumen dengan beraneka ragam kebutuhan dan perilakunya. Beberapa perusahaan  berada dalam posisi yang lebih baik untuk melayani segmen pasar tertentu. Proses ini meliputi tiga tahapan penting yaitu: 
1) Segmentasi pasar merupakan proses pengelompokan pelanggan ke dalam kelompok-kelompok tertentu dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang sama  
2) Penetapan pasar sasaran merupakan proses untuk mengevaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki.
 3) Penentuan posisi pasar, mengatur suatu produk untuk menempati tempat yang  jelas, berbeda, dan diinginkan relatif terhadap produk-produk saingannya di dalam pikiran konsumen sasaran. 
2.      Mengembangkan Bauran Pemasaran
 Bauran pemasaran adalah seperangkat variabel penasaran yang dapat dikendalikan dan dapat dapat dipadukan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Keputusan bauran pemasaran meliputi keputusan terhadap empat variabel penting dalam pemasaran, yang dikenal sebagai 4P: 
1) Produk (product)
 2) Harga (price) 
3) Tempat atau saluran distribusi (place)
4) Promosi (promotion). 

2.4 Menilai Efisiensi, Efektivitas dan Ekonomis
            2.4.1 Pengertian Efisiensi
            Menurut Anthony (2005:174) efisiensi Merupakan rasio output (jumlah yang dihasilkan) terhadap input (jumlah yang digunakan).  
            Menurut Bhayangkara (2015:13) efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan. 
            Sementara menurut Hasibuan (2010) efisien adalah perbandingan terbaik antara input (masukan) dan output (hasil), antara keuntungan dengan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber  yang digunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.
            Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Efisiensi merupakan rasio proses yang menghubungkan output (jumlah yang dihasilkan) terhadap input (jumlah yang digunakan).
            2.4.2 Pengertian Efektivitas 
            Menurut Stoner (2006) Efektifitas adalah konsep yang luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi, yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi. 
            Sedangkan Efektivitas menurut Mohyi (2012:197) adalah tingkat ketepatan dalam Mencapai suatu tujuan dengan aktivitasnya dalam Sumber daya yang dimiliki. 
            Selanjutnya Menurut Mardiasmo (2015:17) Efektivitas Merupakan ukuran keberhasilan suatu perusahaan Dalam mencapai tujuannya.
            Berdasarkan beberapa pengertian efektivitas tersebut, penulis dapat menyimpulkan efektivitas adalah  tingkat ketepatan dalam Mencapai suatu tujuan dengan tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha.
            2.4.3 Pengertian Ekonomis
            Ekonomisasi menekankan pada cara Perusahaan dalam mendapatkan sumber daya yang Akan digunakan dalam setiap kegiatan atau Aktivitas operasi perusahaan dengan biaya yang rendah (Mardiasmo, 2002:134). 
            Sedangkan menurut Bhayangkara (2015:12) menyatakan bahwa ekonomisasi merupakan ukuran input yang digunakan dalam berbagai program yang dikelola,. Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan  mendapatkan sumber daya yang akan digunakan  dalam setiap aktivitas.
            

            2.4.5 Penilaian Efisiensi, Efektivitas dan Ekonomis
            Tingkat efisiensi semakin tinggi apabila semakin sedikit sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa tertentu (Hasibuan 2003: 160).
            Sementara menurut Gibson et. al, Siagian (1986: 33) mengatakan pula bahwa efektivitas organisasi dapat dinilai dari:
1.Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
2.Kejelasan strategi pencapaian tujuan
3.Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
4.Perencanaan yang matang
5.Penyusunan program yang tepat
6.Tersedianya sarana dan prasarana
7.Sistem pengawasan dan pengendalian yangbersifat mendidik
            Kemudia penilaian ekonomis menurut (Agoes 1996:180) dapat dilihat dari perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomis terkait dengan sejauh mana organisasi dapat meminimalisir input resources yang digunakan, yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
            2.4.5 Tujuan Penilaian Efisiensi, Efektivitas dan Ekonomis
Menurut The General Accounting Office Standards (1994), Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan :
1. Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya secara ekonomis dan efisien (seperti penggunaan gedung kantor, karyawan, peralatan kantor).
2. Penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis atau tidak efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi dalam mengelola sistem informasi, prosedur administrasi, dan struktur organisasi.
            Sementara Menurut (Mardiasmo, 2002) menjelaskan bahwa tujuan pelaksanaan audit atas efektivitas atau audit program adalah:
 1. Menilai tujuan program, baik yang baru maupun yang sudah berjalan, apakah sudah memadai dan tepat.
2. Menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan.
3. Menilai efektivitas program dan atau unsur-unsur program secara terpisah
4. Mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan memuaskan.
5. Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif untuk melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah.
6. Menentukan apakah program tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih atau bertentangan dengan program lain yang terkait.
7. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan lebih baik.
8. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk program tersebut.
9. Menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai untuk mengukur, melaporkan dan memantau tingkat efektivitas program.
10. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai efektivitas program
2.6 Kerangka Konseptual Pemikiran
 


































BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Objek dan Waktu Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. 
Adapun pendapat Husein Umar (2003:303) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah PT XYZ yang berlokasi di Jakarta. Sementara waktu penelitian adalah dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan.
3.2 Metode Penelitian
            Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus (case study). 
            Menurut Sekaran (2011:7) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah data yang dihasilkan dari jawaban yang luas terhadap pertanyaan spesifik dalam wawancara, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya. Penelitian dilakukan pada fungi pemasaran perusahaan dalam bentuk studi kasus dan menggunakan bentuk studi kasus yang menggambarkan fenomena atau kejadian yang dianalisis secara mendalam pada lokasi dan periode tertentu guna menghasilkan kesimpulan yang lebih menyeluruh khusunya yang terjadi dimana audit pemasaran sebagai sebagian dari audit operasional atau audit manajemen pada fungsi pemasaran. Audit pemasaran dilakukan sebagai upaya untuk mengukur tigkat efisiensi, efektivitas dan ekonomis fungsi pemasaran yang selama ini berjalan yakni pada PT XYZ. 


3.3 Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian ke dalam subvariabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.
Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu “Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran Guna Menilai Efisiensi, Efektivitas dan Ekonomis”, maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan yaitu:
a.  Variabel Bebas / Independent (variabel X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen disini adalah audit manajemen atas fungsi pemasaran. Indikator yang digunakan untuk mengukur audit manajemen atas fungsi pemasaran adalah ruang lingkup audit manajemen atas fungsi pemasaran.
b.   Variabel tidak bebas /Dependent (Variabel Y)     
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen disini adalah efisiensi, efektivitas dan ekonomis. Indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi, efektivitas dan ekonomis adalah penilaian atas efisiensi, efektivitas dan ekonomis pada perusahaan.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
            3.4.1 Populasi Penelitian
            Menurut Sugiono (2008:115) populasi adalah wilayah generalsas yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuslitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
            Sementara populasi menurut sudjana (1995:5)) adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kualitatif maupun kuantitatif, karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. 
Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT XYZ.
            3.4.2 Sampel Penelitian
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.  (Sugiyono  2009: 73)
Teknik sampling (teknik pengambilan sampel) dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan non probability sampling. Pengertian non probability sampling menurut Sugiyono (2009: 84) adalah sebagai berikut:
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.”

Karena teknik sampling atau penarikan sampel yang digunakan adalah non probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama untuk dipilih menjadi sampel, untuk itu pengambilan sampel ini penulis menggunakan metode sampling jenuh. Pengertian sampling jenuh menurut Sugiyono (2006:78) adalah sebagai berikut:
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.”
Berdasarkan teknik pengambilan sampel di atas dengan menggunakan teknik sampling Jenuh dari jumlah populasi maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dari populasi penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diambil langsung dari perusahaan). Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:
a.       Metode Pengamatan Langsung (observasi)
      Pengamatan langsung, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung.
b.      Metode Wawancara (Interview)
      Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tatap muka secara langsung dengan pihak yang bersangkutan yakni dengan mengadakan tanya jawab sesuai dengan data-data yang diperlukan dalam memecahkan masalah yang akan dibahas.
c.       Kuesioner
      Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya. Di dalam suatu penelitian terdapat dua jenis kuesioner yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, yaitu di dalam kusioner telah disediakan jawaban oleh peneliti.
d.      Dokumen
      Proses pengumpulan data dengan mempelajari dan menganalisa dokumen, misalnya struktur organisasi, dan dokumen yang berkaitan dengan pengaruh pengendalian intern penggajian terhadap gaji karyawan pada PT. XYZ.
2.      Studi Kepustakaan (Library Research)
      Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun teori-teori, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan pembahasan. Landasan teori ini dijadikan sebagai pembanding dengan kenyataan di perusahaan.
3.6 Instrumen Penelitian
          Instrumen Penelitian dalam penelitian ini adalah program audit. “Program audit merupakan perencanaan langkah kerja yang harus dilakukan selama proses audit, yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang program/aktivitas yang diaudit” Bayangkara (2008: 37). Teknik pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara menggunakan pedoman yang sama yakni untuk melihat kriteria atau standar yang digunakan perusahaan, prosedur yang ada, serta penerapan audit manajemen atas fungsi pemasaran guna menilai efisiensi, efektivitas dan ekonomis di PT XYZ.

3.7 Analisis Data
          Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis data dengan cara mengumpulkan dan menjelaskan data non angka (kualitatif), kemudian membandingkan dengan teori yang bersangkutan untuk memperoleh kejelasan hasil yang akan dijadikan sebagai kesimpulan dan saran. 
          Langkah-langkah dalam analisis data antara lain adalah sebagai berikut: 
1. Menetapkan Kriteria (Criteria) Kriteria adalah standar atau norma yang menjadi pedoman bagaimana seharusnya pihak-pihak dalam perusahaan melakukan aktivitasnya sebagai pertanggungjawaban atas wewenang yang dilimpahkan, serta menjadi tolak ukur kinerja perusahaan sehingga dengan adanya kriteria dapat ditentukan apakah suatu kondisi menyimpang atau tidak. 
2. Mendeskripsikan Kondisi (Condition) Kondisi adalah tindakan atau kejadian yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan. Untuk menyatakan kondisi, auditor harus mengumpulkan bukti yang relevan, kompeten, cukup dan material. 
3. Menemukan Penyebab (Causes) Penyebab merupakan seluruh tindakan manajerial ataupun operasional dari pengelola organisasi yang menimbulkan terjadinya penyimpangan antara rencana dengan realisasi. Semua aktivitas atau tindakan tersebut akan diperbandingkan dengan kriteria sehingga dapat diketahui apakah kriteria yang ada telah tercapai atau dijalankan. Penyebab juga termasuk suatu kondisi yang tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan (menyimpang dari kriteria). 
4. Menyimpulkan Akibat (Effects) Akibat merupakan dampak yang timbul akibat dilaksanakannya penyebab yang juga hasil perbandingan antara kriteria dan penyebab. Akibat dapat bersifat positif dan negatif. Effects positif yaitu akibat yang bersifat ekonomis, efisien, dan efektif, sedangkan effects negatif akibat yang bersifat inefisien, inefektif dan pemborosan. Proses ini diakhiri dengan pemberian rekomendasi yang digunakan untuk perbaikan kepada manajemen perusahaan PT XYZ.





























DAFTAR PUSTAKA

1. Bayangkara, IBK. 2013. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi Management Audit. Jakarta: Salemba Empat.
2. Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. 
3. Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta. 
4. Kotler, P., 2000, Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, PT. Perhalindo, Jakarta.
5. Bhayangkara, IBK . manajemen Audit: prosedur dan implementasi, Jakarta: Salemba empat. 2008
6. Bayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi. Edisi 2. Jakarta: 
Salemba Empat.
7. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta: Andi.Anthony, Robert N. Vijay 8. Govindrajan. 2005. Management Control System. SistemPengendalian Manajemen Diterjemahakan Oleh Kurniawan Tjakrawala. Edisi Sebelas. Jakarta: Salemba Empat. 
9. Mohyi, Achmad. 2012. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: UM Press
Stoner, James A.F. (2006). Management. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall, Inc
10. Hasibuan. Malayu S. P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
11. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
12. Sekaran, Uma. (2011). Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta: Salemba Empat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Adalah Ibu Baru

Bianglala...

Catatan 2022