Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Aku juga bingung.

Kalau pagi ini aku ucapkan maaf, pasti kamu bingung. Untuk apa? Sebenarnya ini hasil dari jam jam overthinking tadi di sepertiga malamku. Aku pun minta maaf pada diriku sendiri. Aku berkata pada diriku aku tidak layak menyayangimu, seberusaha apapun aku mencoba. Setelah ku pikir lagi, tetap saja aku tidak layak. Aku mencari halaman kosong dibuku ku. Untuk ku tulis ceritaku tentang dirimu, Buku ini sudah hampir full, 70% memang diisi coretan dan sisa nya, adalah segudang rahasiaku yang hanya Allah yang bisa tau tanpa membacanya. Setelah ku buka lembar per lembar. Akhirnya ada 1 halaman bersih. Dulu aku berpikir, apapun yang aku ceritakan disini, aku tidak mau membuka seri baru, aku tidak mau menulis chapter II, aku lelah... aku hanya akan menulis yang paling tepat untuk ku tulis, untuk jadi penghabis di lembar kosong itu. Jadi kamu aku tulis atau tidak? :) Sudah atau tidak jadi? Ku lihat lagi, aku sadar walau tidak ingin sadar. Kalau hanya aku yang meyakinkan diriku sendiri, meyakinkan ...

CUKUP KAH?

Gambar
cukup kah perasaan untuk menahan seseorang? cukup kah jujur untuk mendapat percaya? cukup kah memperhatikan untuk dapat paham? cukup kah mendengar untuk dapat membuatmu terus bicara? cukup kah menggenggammu untuk dapat menghilangkan cemasku? kembali ku tanya padamu, cukup kah perasaanmu dengan dia bertahan ? kembali ku tanya padamu, jujurkah kamu jika ia percaya? kembali ku tanya padamu, tetapkah perhatianmu setelah kamu pahami dia? kembali ku tanya padamu, lelahkah pendengaranmu jika ia terus berkata? kembali ku tanya padamu, amankah ia jika tanganmu menggenggamnya? cukup tidaknya sesuatu adalaah tergantung pada dirimu, tergantung pada sejauh mana perjuanganmu dan setinggi apa harapanmu. karena perjuangan dan harapanmu haruslah 2 laju dengan 1 arah, yang akan bertemu pada titik yang sama dalam sebuah cukup.

Ia Takkan Berkehendak

Gambar
Dear kamu, aku tau aku hanya wanita biasa, aku tau kalau aku hanya satu dari banyak yang mendo'akanmu, aku tau kalau aku hanyalah satu dari mereka yang memantaskan diri untukmu, aku tau kalau aku hanyalah satu dari mereka yang mengagumimu, karena aku tau jumlah teman wanitamu pasti melebihi jumlah yang sanggup ku terka. tapi aku tidak ingin memaksa, aku tidak ingin mengiba. untuk segala yang Allah telah gariskan, aku yakin itu terbaik untuk diriku, karena sememukau apapun kamu dimataku, kalau bagi-Nya kamu bukan yang terbaik bagiku, Ia takkan berkehendak, pun sebaliknya diriku.